Thursday, February 18, 2016

The power of love

Ini lah perjalan cintaku yang paling buruk. Kita sama-sama terjatuh di dalam jurang kehancuran. Yaa, memang benar ini ujian terberat bagi hubungan kita, sayang. Tapi aku yakin, cintalah yang akan mempersatukan kita kembali.


Semula berawal dari kita memasuki dunia perkuliahan. Waktu begitu keras bagi kita hingga kita kini memiliki dunia masing-masing. Terasa jauh memang kita ini, tapi sebenernya tak ada jarak untuk kita berdua. Dan tak ada pula yang seharusnya kita resahkan. Namun semua pemikiran kita ternyata salah, dunia perkuliahan lah yang justru telah menguji hubungan kita. Dunia ku mengenalkan aku pada sosok pria yang tak kuduga kehadirannya akan membawa dampak buruk bagiku. Yaa, awalnya aku tak mempunyai pemikiran buruk tetangnya. Hingga aku lupa, dan aku berkelana merasakan senangnya bermain bersama teman-temanku. Aku akui, sudah sungguh keterlaluan aku bersenang-senang. Yaa, mungkin ini karena hampir 3 tahun dari hidupku, aku habis kan bersama mu. Aku dan dunia ku ini sudah terlalu larut dalam sebuah rasa kebahagian arti bersenang-senang bersama teman hingga aku lupa arti rasa sebuah kecemburuan. Aku memang bukan penerjemah yang baik dalam mengartikan semua kode mu. Maafkan diri ini yang terlalu bodoh untuk tidak mengetahui adanya rasa cemburu itu. Aku memilih jalan terburukku untuk tetap pergi bersama duniaku dan meninggalkan kamu untuk beberapa hari. Namun, hal itulah adalah awal dari ujian hubungan kita. Hingga suatu ketika, kamu melakukan sesuatu yang sebelumnya belum kamu pernah lakukan pada ku. Kamu begitu kasar pada saat itu. Hingga diri ini yang terbawa emosi memilih untuk mengakhiri hubungan yang sudah kita jaga bersama-sama selama 3 setengah tahun lamanya. Aku sedih, dan aku tangisi dirimu seharian tanpa kamu sadari. Seminggu setelah hubungan kita kandas, kamu terus berjuang untuk aku. Begitu pun pria yang kini aku anggap menjadi teman. Dia tunjukkan rasa simpati nya atas kandasnya hubungan aku dengan kamu hanya untuk hanya untuk menarik perhatianku. Bahkan sempat pria itu mengungkapkan perasaan suka nya pada diriku lewat sebuah pesan singkat yang ia ketik bersama dengan kalimat-kalimat lainnya. Pria itu memang tidak menembak ku dengan meminta jawaban balik dariku, tapi ia hanya sekedar memngungkapkan perasaannya pada diriku. Dan diriku juga tidak begitu menanggapi atas semua ungkapannya. Dan pada akhirnya aku menyadari bahwa berada di dua sisi itu tidak mudah. Disatu sisi aku hanya ingin memberimu hukuman yang pastas bagimu yang sudah teramat kasar padaku hingga kamu merasa jera untuk melakukannya kembali. Dan disisi lain adalah aku ingin berusaha bersikap biasa aja dengan si pria ini yang menurutku sudah memberikan terlalu banyak perhatian dan kebaikan padaku.


Hingga pada suatu hari aku membuat statment sendiri kepada kamu bahwa kita harus sama-sama mencari pengganti untuk satu sama lain. Karna aku menyadari, menjalani hubungan 3 setengah tahun bukan lah waktu yang cepat dan tentu pasti diantara kita pernah merasakan kejenuhan. Dan aku juga menambahkan bahwa jika kita sama-sama mencintai, maka kita bisa kembali lagi seperti sediakala. Dan dari sinilah, rasa balas dendam mu kau mainkan.